Kondisi Laut Indonesia Memprihatinkan

Liputan6.com, Manado:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi membuka Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Forum/WOC) tepat pukul 09.30 WITA, di Grand Ballroom 3 Kawanua Convention Center (GKCC), Manado, Sulawesi Utara, Kamis (14/5). Dalam sambutannya Presiden mengatakan perlunya memperhatikan kondisi laut yang sudah memprihatinkan, menyangkut penangkapan ikan dalam jumlah besar dan eksploitasi yang berlebihan.



Liputan6.com, Manado:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi membuka Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Forum/WOC) tepat pukul 09.30 WITA, di Grand Ballroom 3 Kawanua Convention Center (GKCC), Manado, Sulawesi Utara, Kamis (14/5). Dalam sambutannya Presiden mengatakan perlunya memperhatikan kondisi laut yang sudah memprihatinkan, menyangkut penangkapan ikan dalam jumlah besar dan eksploitasi yang berlebihan.

Reporter SCTV Teguh Dwihartono juga melaporkan, akibat perubahan iklim saat ini, Indonesia terancam kehilangan 2.000 pulau kecil yang juga akan mengakibatkan bergesernya batas wilayah Indonesia.

WOC sendiri diikuti ribuan peserta dari 121 negara yang terdiri dari menteri, ahli kelautan dan lingkungan, lembaga swadaya masyarakat internasional, dan utusan PBB. Hasil pertemuan ini rencananya akan dibawa ke pertemuan perubahan iklim tingkat dunia di Kopenhagen, Denmark, pada Desember mendatang.(ADO)

Baca Selengkapnya......

Target Indonesia : 2015 Negara Produsen Ikan Terbesar Di Dunia

___________________________________________________________________________________

VIVAnews -
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) akan melakukan pengembangan besar-besaran di produksi rumput laut dan budi daya ikan. Bahkan DKP menargetkan kenaikan budidaya ikan hingga tiga kali lipat.

Hal ini dikatakan Fadel saat menemani Wakil Presiden Boediono kunjungan kerja di Gorontalo, 29 Desember 2009. "Kami akan naikkan budi daya ikan hingga kurang lebih 300 persen," kata dia.


VIVAnews -
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) akan melakukan pengembangan besar-besaran di produksi rumput laut dan budi daya ikan. Bahkan DKP menargetkan kenaikan budidaya ikan hingga tiga kali lipat.

Hal ini dikatakan Fadel saat menemani Wakil Presiden Boediono kunjungan kerja di Gorontalo, 29 Desember 2009. "Kami akan naikkan budi daya ikan hingga kurang lebih 300 persen," kata dia.

Dengan demikian DKP, kata Fadel, juga akan menyiapkan anggaran yang besar untuk produksi rumput laut dan budidaya ikan. Saat ini, DKP telah melakukan perubahan anggaran untuk tahun 2010 sebesar Rp 400 miliar untuk pengembangan budi daya ikan.

Rencananya, DKP juga akan memfokuskan anggaran ke budidaya ikan. Sehingga DKP akan meminta tambahan anggaran sebesar Rp 1,6 triliun. "Untuk penambahan budidaya ikan di tingkat nasional," ujar Fadel.

Dengan demikian, Fadel berharap pada tahun 2015, Indonesia akan menjadi produsen ikan besar di dunia. "Kita akan produksi ikan dan hasil laut terbesar di dunia," ucap mantan Gubernur Gorontalo ini.

Saat ini, ada sejumlah hambatan dalam industri perikanan seperti pemasaran. Fadel lantas berjanji akan mencari pasar baru di luar negeri.

Selama ini Eropa, Jepang, dan Amerika merupakan pasar produksi ikan Indonesia. "Kita akan buka pasar baru di Timur Tengah. Hingga ini akan jadi pasar yang menggeser Vietnam dan Thailand," ujarnya.

Baca Selengkapnya......

Perubahan Iklim Bagi Karang

Sepertiga jenis karang terancam punah disebabkan oleh perubahan iklim dan masalah lokal. Hal tersebut dapat dilihat dari masuknya 845 karang yang berasosiasi dengan zooxanthella kedalam IUCN red list. Menurunnya populasi karang diduga disebabkan oleh pemutihan karang dan kenaikan suhu permukaan laut.



Sepertiga jenis karang terancam punah disebabkan oleh perubahan iklim dan masalah lokal. Hal tersebut dapat dilihat dari masuknya 845 karang yang berasosiasi dengan zooxanthella kedalam IUCN red list. Menurunnya populasi karang diduga disebabkan oleh pemutihan karang dan kenaikan suhu permukaan laut.

Terumbu karang memiliki peranan penting bagi keanekaragaman organisme laut. Ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika, rekreasi, dan sumber daya. Tetapi, pemantauan jangka panjang terhadap lingkungan tersebut masih kurang sehingga peningkatan ancaman terjadi pada skala lokal dan global. Masalah secara global terjadi akibat semakin meningkatnya kandungan karbon dioksida dan efek rumah kaca pada atmosfer dan mendorong naiknya suhu permukaan laut (yang diduga juga menyebabkan pemutihan dan kematian karang) serta meningkatkan derajat keasaman air laut. Air laut yang semakin asam akan membuat ion karbonat berkurang sehingga menurunkan kemampuan karang untuk membangun kerangka. Masalah lokal dapat disebabkan oleh ulah manusia seperti pengembangan pesisir pantai, sedimentasi dan limbah dari daratan berupa nutrien serta eutrofikasi bahan kimia dari hasil pertanian, penambangan karang dan penangkapan ikan yang berlebihan. Sehingga dapat mengurangi karang untuk mempertahankan diri dari ancaman global, termasuk pembusukan karang yang disebabkan oleh kerusakan struktur karang serta dapat mengurangi fungsinya dalam menopang karakteristik kompleks terumbu karang pada interaksi suatu ekosistem.


Untuk mengetahui tingkat penurunan ekosistem, digunakan International Union for Conservation of Nature Red List Categories sebagai acuan. Karang telah hidup selama milyaran tahun lalu dan tersebar secara luas. Dari informasi yang didapat, jenis karang yang telah rusak sudah tidak terhitung. Kepunahan jenis karang selain diakibatkan oleh perubahan iklim dan masalah lokal tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kerusakan karang, diantaranya adalah kondisi lingkungan serta kemampuan untuk beradaptasi dari karang itu sendiri. Jika terumbu karang tidak dapat beradaptasi maka akan mempengaruhi fungsi ekosistem terumbu karang dan struktur geologi terumbu karang serta mempengaruhi fungsi pesisir dan juga akan mempengaruhi masayarakat sekitar yang bergantung dari ekosistem terumbu karang.

Baca Selengkapnya......

Konferensi Kelautan Dunia

Liputan6.com, Manado:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi membuka Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Forum/WOC) tepat pukul 09.30 WITA, di Grand Ballroom 3 Kawanua Convention Center (GKCC), Manado, Sulawesi Utara, Kamis (14/5). Dalam sambutannya Presiden mengatakan perlunya memperhatikan kondisi laut yang sudah memprihatinkan, menyangkut penangkapan ikan dalam jumlah besar dan eksploitasi yang berlebihan.

Reporter SCTV Teguh Dwihartono juga melaporkan, akibat perubahan iklim saat ini, Indonesia terancam kehilangan 2.000 pulau kecil yang juga akan mengakibatkan bergesernya batas wilayah Indonesia.

WOC sendiri diikuti ribuan peserta dari 121 negara yang terdiri dari menteri, ahli kelautan dan lingkungan, lembaga swadaya masyarakat internasional, dan utusan PBB. Hasil pertemuan ini rencananya akan dibawa ke pertemuan perubahan iklim tingkat dunia di Kopenhagen, Denmark, pada Desember mendatang.(ADO)

Baca Selengkapnya......